Senin, 11 Januari 2016

puisi Tema : Manusia & Cinta kasih




Senja di ufuk barat masih menampakan sol diatas horizon, mengingatkan ku akan senyum itu, Senyum yang menenangkan, senyum yang menghangatkan dan tak pernah hilang, sebuah senyum yang terlukis indah dalam lisan mu.

Cinta bagai perang petir, bergemuruh dalam pikiran bergejolak dalam batin, tiadalah berbanding engkau sebab aku mencintaimu, dalam benakku tiada lain kau alam raya bagiku.

Begitu banyak persepsi tentang cinta, tapi apa arti cinta bagimu? Bagiku cinta adalah energy kekekalan yang tak hilang dan tak hancur, hanya berubah bentuk dari bentuk satu kebentuk yang lain seperti itulah cinta, sesuatu yang absolute.

Langit malam temaram menampakan barisan jutaan bintang dalam kegelapan, namun cinta kasih selalu menjanjikan keterangan dalam kesunyian, kau si pemilik senyum ketenangan, gapailah tangan ini agar aku tak kehilangan.

Setiap manusia butuh cinta kasih, tak terkecuali aku insan kecil pengagum rembulan, kau seperti sol ketika siang, dan bagai rembulan penghias langit malam, kau yang begitu dekat nampak sulit ku jamah.

Bila malam telah terlewati 1000 bulan, masihkah dapat kulihat senyuman itu, mungkin raga menghilang namun kenangan cinta dan sirat-an senyuman masih didalam pikiran.
Oh, sang jabbar buka kan lah pintu di ruang ruang hatinya, agar aku bisa menyelinap masuk untuk singgah dihatinya.

Semoga tak kau regas sedikit pengharapan ku ini,